Ciri-ciri generasi kemenangan – sakinahbersamamu.com. Fakta sejarah tak pernah lupa bahwa Islam pernah menguasai dua pertiga dunia di masanya. Zaman dimana Islam berada di posisi puncak kejayaan. Bukan karena pemaksaan untuk tunduk pada Islam tapi memang keluhuran nilai-nilai Islam yang juga mempesona banyak mata.
Kita tidak hendak membahas sejarah kejayaan Islam tersebut tetapi kita akan mengulas tentang generasi saat itu yang berperan hingga Islam berada di posisi puncak kejayaan. Untuk bekal generasi Islam di saat ini.
Dengan segala keterbatasan yang ada saat itu tentu karakter positif dari para generasi muslim menjadi motor tersendiri sehingga Islam bisa tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Dalam artikel ini kita hendak membahasnya. Bagaimana ciri-ciri generasi kemenangan dalam Al Qur’an.
Tulisan ini didedikasihkan spesial untuk para generasi muda muslim saat ini. Juga untuk para pembina generasi muda. Tulisan ini bukan murni tulisan hasil pikiran penulis tetapi diulas ulang dari satu bab dalam buku berjudul A REMINDER FOR MUSLIM YOUTH, Peta Jalan Generasi Muda Islam untuk Meraih Kejayaan yang Diharapkan, karya Dr. Yusuf Qardhawi. Dengan judul babnya ciri-ciri generasi kemenangan dalam Al Qur’an.
Ciri-ciri Generasi Kemenangan dalam Al Qur’an
Ciri-ciri dari gambaran generasi kemenangan begitu jelas bagi siapapun yang telah membaca Al –Qur’an atau mempelajari Sunnah Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam.
Siapapun yang membaca Kitab Allah akan menemukannya dalam banyak surah dan ayat. Diantaranya sebagai berikut:
- Pemberi Petunjuk Kebenaran dan Adil – Surah Al A’raf : 181
“Di antara orang-orang yang telah Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan dasar kebenaran dan dengan itu pula mereka berlaku adil.” (Al-A’raf: 181)
Ayat ini menunjukan bahwa kebenaran adalah tujuan mereka, kebenaran adalah pendekatan mereka, dan kebenaran adalah tempat kembalinya mereka. Kepada kebenaran pula mereka berseru. Kebenaran mencerahkan mereka sehingga memberinya petunjuk, dan dengan kebijaksanaan kebenaran mereka berlaku adil.
Generasi kemenangan harus memiliki fokus kebenaran dalam setiap langkah dan tingkahnya. Dalam setiap merasa dan menganalisa. Sehingga generasi ini tak mudah terombang ambing ombak kekinian tanpa arah menuju sebuah kebenaran sejati.
Adil adalah sikap dan perilaku yang wajib dimiliki genrasi muda Islam, minimal adil pada diri sendiri. Memahami dirinya sendiri sebagai individu yang memiliki tiga unsur pembentuk utama yaitu jasadiyah, ruhiyah, aqliyah. Dimana semua unsur itu harus dijalankan dan diperankan secara adil termasuk nutrisi kebutuhannya.
Ketika ketiga unsur tersebut sudah diberikan hak dan kebutuhannya, maka bukan hal mustahil potensi-potensi besar akan muncul dengan mudah dari setiap individu muslim. Generasi muda harus memahami bahwa yang membutuhkan nutrisi bukan saja jasad tetapi ruh dan akal juga butuh. Sehingga akan mudah untuk dekat dengan kebenaran.
- Mencintai Allah, Lemah Lembut, Berjihad, Tidak Takut Celaan, Al Maidah : 54
“Wahai orang-orang yang beriman siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas PemberianNya lagi Maha Mengetahui .” (Al Maidah: 54)
Demikian ciri-ciri dan sifat-sifat mereka. Mereka bersama Allah karena cinta, dan bersama orang-orang mukmin karena kasih saying yang diungkapkan dengan kelembutan. Terhadap orang kafir mereka bersikap keras yang diungkapkan dengan ketegasan.
Bersama kebenaran mereka berjihad tanpa tujuan lain karena jihadnya semata-mata di jalan Allah. Bersama masyarakat mereka menyampaikan nasihat karena Allah sehingga tidak takut pada celaan orang yang mencela.
- Penolong, Penyeru kebaikan, Mencegah Kemunkaran, Shalat, Zakat, Ta’at pada Allah (At Taubah: 71)
Dalam surah At Taubah terdapat dua ciri yang membedakan antara kepribadian, perilaku dan akhlak orang-orang mukmin dengan sifat, kepribadian, dan perilaku orang-orang munafik.
Orang munafik sama-sama memiliki kesetiaan tetapi mereka setia pada kebatilan. Dalam surah At Taubah: 67,
Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain (adalah sama saja), mereka menyuruh (berbuat) mungkar dan mencegah (berbuat) makruf. Mereka pun menggenggam tangannya (kikir). (At Taubah: 67)
Adapun orang mukmin senantiasa berkorban di jalan kebenaran. Mereka ini sebagaimana digambarkan Allah dalam firman-Nya.
- Benar dan Bertaqwa, Al Baqarah: 177
Selanjutnya kita akan menemukan di awal surah Al Baqarah (ayat 1-5), di mana Allah menyebutkan sifat-sifat orang yang bertakwa, yang diberi petunjuk oleh kitabNya yang jelas. Dan di tengah surah Al Baqarah Allah menyifati orang-orang yang benar-benar saleh, bukan secara formal, dengan ayat,
“Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Al Baqarah: 177)
- Memenuhi Janji Allah, Ar-Ra’d: 20
Lalu di awal surah Al-Mukmin pun Allah menggambarkan tentang pewaris surge, dan di akhir surah Al-Furqan, Allah menggambarkab tentang hamba-hamba yang penyayang. Dan di tengah-tengah surah Ar-Rad Allah menggambarkan tentang ulul albab.
“(yaitu) orang-orang yang memnuhi janji Allah dan tidak membatalkan perjanjian” (Ar Ra’d: 20)
- Beriman kepada Allah dan Rasul, Tidak Ragu Berjihad dengan Harta Jiwa, Al Hujurat: 15
Di akhir surah Al Hujurat, Allah menyanggah orang-orang Badui yang mempunyai khayalan tentang keimanan dengan pengakuan tanpa disertai pengamalan dan pengorbanan.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin (yang sebenarnya) hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”(Al-Hujjurat: 15)
- Menyembah dan Meminta Pertolongan Hanya pada Allah, Al Fatihah: 5
Barang siapa yang membuka Al Qur’an dan membaca Surah Al-Fatihah maka akan tampak ciri-ciri mereka, di mana mereka melakukan pendakian menuju Allah dan turun berjalan menuju Allah, hingga mencapai maqam,
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan” (Al-Fatihah: 5)
Mereka adalah ahlitauhid yang sebenar-benarnya. Hanya kepada Allah mereka menyembah dan memohon pertolongan. Jadi, mereka tidak menyembah selain Allah dan tidak memohon pertolongan kepada selainNya.
Hanya kepada Allah mereka bertawakal dan kembali. Hal terbesar yang mereka cita-citakan dan mohonkan kepada Allah adalah agar Allah memberinya petunjuk kepada jalan lurus-Nya. Yaitu jalan orang-orang yang telah Allah memberinya nikmat, yaitu para nabi, shiddiqin, orang-orang mati syahid, dan orang-orang yang saleh.
Nasihat untuk Generasi Kemenangan
Generasi kemenangan adalah penerus-penerus yang adil, yang memikul warisan kenabian dengan memikulnya sebagai pendakwah Islam. Mereka adalah saudara-saudara Rasulullah yang datang belakangan.
Sementara sahabat-sahabat beliau adalah generasi yang pertama. Rasulullah shallaahu ‘alaihi wa sallam merindukan mereka sebelum mereka ada, dan ingin melihat mereka sebelum mereka dilahirkan.
Dalam hadist, Rasulullaah bersabda, “Sungguh aku ingin melihat saudara-saudaraku.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah kami adalah saudaramu?” Beliau menjawab, “Kalian adalah sahabat-sahabatku, tetapi saudara-saudaraku adalah kaum yang akan dating nanti.”
Generasi kemenangan itu adalah orang-orang yang terasing, yang mencintai Sunah-sunah Nabi Shallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah dirusak oleh manusia, kemudian mereka memperbaiki Sunah-sunah yang manusia telah merusaknya.
Mereka sebagai manusia yang memiliki iman yang mengagumkan. Mereka beriman kepada Nabi Muhammad meskipun belum pernah melihatnya smaa sekali. Mereka beriman kepada al-Qur’an dan mengamalkannya.
Mereka adalah orang-orang yang teguh memegang ajaran agamanya, di zaman fitnah meskipun ibaratnya mereka seperti memegang bara api, tapi mereka senantiasa mengamalkan ajran agamanya di hari-hari penuh kesabaran meskipun dalam keadaaan dihalang-halangi dan dihinakan.
Mereka tergabung dalam kelompok yang berdiri di atas kebenaran di antara orang-orang yang melakukan kebatilan. Kelompok ini menyerukan untuk berpaling dari pencetus bid’ah, memegang sikap moderat antara berlebih-lebihan dan tidak berlebih-lebihan, dan membimbing ke jalan lurus, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan orang yang sesat.
Allaahu a’lam bis showwab